Beberapa Sistem Tanam Padi yang Sering Ditemui

 

Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi penggunaan lahan, dan adaptasi terhadap perubahan iklim, berbagai sistem tanam padi telah dikembangkan. Sistem tanam merupakan pola penataan tanaman di lahan sawah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, penggunaan input, dan hasil panen.

Hari ini kita akan membahas beberapa sistem tanam padi yang umum digunakan di Indonesia, meliputi sistem tanam pindah, tabela, dan sistem jajar legowo, serta kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

1.       Sistem Tanam Pindah (Transplanting)

Deskripsi:

Merupakan metode tradisional di mana benih disemai di persemaian terlebih dahulu, kemudian bibit dipindahkan ke lahan tanam setelah berumur 15–25 hari.

Ciri-ciri:

a.       Memerlukan persemaian dan tenaga kerja untuk pindah tanam.

b.       Jarak tanam yang umum: 25 cm × 25 cm.

Kelebihan:

a.       Pengendalian gulma lebih mudah.

b.       Penggunaan air lebih efisien.

c.       Pertumbuhan tanaman lebih seragam.

Kekurangan:

a.       Biaya tenaga kerja tinggi.

b.       Waktu tanam lebih lama.

 2.       Sistem Tanam Benih Langsung (Tabela - Tanam Benih Langsung)

Deskripsi:

Benih ditabur langsung ke lahan sawah tanpa melalui persemaian. Bisa dilakukan dengan cara sebar atau baris.

Jenis Tabela:

a.       Tabela sebar: Benih disebar merata di seluruh lahan.

b.       Tabela baris: Benih ditabur dalam baris berjarak tertentu.

Kelebihan:

a.       Menghemat tenaga kerja.

b.       Tanam lebih cepat dan praktis.

c.       Cocok untuk lahan luas dan dataran rendah.

Kekurangan:

a.       Sulit mengendalikan gulma.

b.       Daya tumbuh lebih rendah tanpa pengelolaan tepat.

 3.       Sistem Jajar Legowo (Jarwo)

Deskripsi:

Merupakan pengembangan dari sistem tanam pindah, dengan pola tanam barisan dan barisan kosong secara berkala. Contoh: Jajar Legowo 4:1 berarti 4 baris tanaman diikuti 1 baris kosong.

Ciri-ciri:

a.       Penataan tanaman lebih teratur.

b.       Populasi tanaman lebih tinggi.

c.       Memudahkan pemeliharaan dan pemupukan.

Kelebihan:

a.       Produksi meningkat hingga 10–30%.

b.       Efisiensi pemanfaatan sinar matahari.

c.       Memudahkan penyemprotan dan pemanenan.

Kekurangan:

a.       Membutuhkan ketelitian dalam penanaman.

b.       Lebih kompleks dibanding sistem konvensional.

4.       Sistem Tanam Padi Organik

Deskripsi:

Diterapkan dengan prinsip budidaya tanpa bahan kimia sintetis (pupuk dan pestisida). Sistem tanam dapat mengadopsi pola jajar legowo atau lainnya.

Kelebihan:

a.       Ramah lingkungan.

b.       Produk lebih sehat dan bernilai ekonomi tinggi.

Kekurangan:

a.       Hasil awal bisa lebih rendah.

b.       Membutuhkan pemahaman ekosistem pertanian alami.

Perbandingan Sistem Tanam

Sistem Tanam

Kebutuhan Benih (kg/ha)

Tenaga Kerja

Potensi Hasil

Pengendalian Gulma

Tanam Pindah

20–30

Tinggi

Sedang

Mudah

Tabela Sebar

80–120

Rendah

Sedang

Sulit

Tabela Baris

50–80

Sedang

Sedang–Tinggi

Sedang

Jajar Legowo

25–40

Tinggi

Tinggi

Mudah

Padi Organik

25–40

Tinggi

Sedang–Tinggi

Alami (biologis)

Pemilihan sistem tanam padi sangat bergantung pada kondisi lahan, ketersediaan tenaga kerja, sumber daya, dan tujuan produksi. Sistem tanam pindah cocok untuk daerah dengan tenaga kerja melimpah, sementara tabela sesuai untuk efisiensi waktu. Sistem jajar legowo terbukti meningkatkan hasil panen dan banyak direkomendasikan dalam program intensifikasi pertanian.

Pemahaman terhadap kelebihan dan kekurangan masing-masing sistem akan membantu petani memilih metode terbaik untuk meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan.

 

Daftar Pustaka

1.       Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. (2016). Teknologi Budidaya Padi Sawah. Sukamandi: Kementerian Pertanian RI.

2.       BPTP Balitbangtan. (2020). Panduan Sistem Tanam Jajar Legowo. Jakarta: Badan Litbang Pertanian.

3.       Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. (2019). Petunjuk Teknis Budidaya Padi Nasional. Jakarta: Kementan RI.

4.       Sembiring, H. et al. (2015). "Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah." Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 18(2), 101–110.

5.       FAO. (2004). Rice Production and Management Systems. Food and Agriculture Organization of the United Nations.

 

Posting Komentar untuk "Beberapa Sistem Tanam Padi yang Sering Ditemui"