Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas pertanian penting di
Indonesia. Produksi jagung yang optimal sangat krusial untuk memenuhi kebutuhan
pangan dan pakan ternak. Namun, budidaya jagung seringkali terhambat oleh
berbagai faktor, salah satunya adalah serangan hama tikus. Tikus dapat
menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi petani jagung. Oleh karena
itu, pemahaman mengenai ciri serangan tikus sangat penting.
Serangan tikus merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh
petani, khususnya dalam budidaya tanaman jagung. Tanaman jagung adalah salah
satu komoditas penting di Indonesia, yang berfungsi sebagai sumber pangan dan
pakan ternak. Namun, kerugian yang disebabkan oleh tikus dapat mengancam
produksi jagung secara signifikan. Oleh karena itu, penting bagi petani untuk
memahami bagaimana serangan tikus terjadi dan cara mengatasinya.
Tikus dikenal sebagai hama yang sangat agresif dan dapat berkembang biak
dengan cepat. Satu ekor tikus betina dapat melahirkan hingga 10 ekor anak
setiap kali melahirkan, dan dalam setahun, jumlahnya bisa berlipat ganda. Dalam
konteks tanaman jagung, tikus sering kali menyerang pada fase vegetatif, yaitu
saat tanaman jagung masih muda dan rentan. Mereka menggigit batang, daun, dan
bahkan menyerang biji jagung, sehingga dapat mengakibatkan kerugian yang besar
bagi petani.
Serangan tikus terjadi lebih sering pada lahan yang tidak dikelola dengan
baik. Misalnya, ladang jagung yang ditumbuhi rumput liar atau sampah organik
akan lebih menarik bagi tikus. Tikus mencari tempat yang aman untuk berlindung
dan mencari makanan, sehingga penting bagi petani untuk membersihkan lahan
mereka dari hal-hal yang dapat menarik perhatian tikus.
Ciri serangan tikus pada tanaman jagung dapat dikenali melalui beberapa
tanda. Pada fase awal pertumbuhan, tikus seringkali memakan biji jagung yang
baru ditanam, sehingga menyebabkan berkurangnya populasi tanaman. Pada tanaman
yang lebih besar, tikus dapat menyerang batang jagung, terutama pada bagian
pangkal, yang mengakibatkan tanaman menjadi lemah dan mudah roboh. Serangan
pada tongkol jagung yang masih muda ditandai dengan adanya bekas gigitan pada
bagian luar tongkol. Tikus akan memakan biji jagung yang masih lunak,
meninggalkan bekas berupa lubang-lubang kecil pada tongkol. Pada fase panen,
tikus dapat merusak tongkol jagung yang sudah berisi penuh, mengurangi kualitas
dan kuantitas hasil panen. Kotoran tikus yang ditemukan di sekitar lahan jagung
juga menjadi indikasi adanya serangan tikus.
Beberapa varietas jagung memiliki tekstur atau kandungan senyawa tertentu
yang kurang disukai oleh tikus. Penanggulangan serangan tikus pada tanaman
jagung membutuhkan komitmen dan kerjasama dari seluruh petani. Dengan
menerapkan strategi pengendalian yang terpadu dan berkelanjutan, kerugian
akibat serangan tikus dapat diminimalkan, sehingga produksi jagung dapat
ditingkatkan dan kesejahteraan petani dapat terjamin.
Daftar Pustaka:
1. Singleton, G. R. (2010). Impacts of
rodents on agriculture and human health in developing countries. Integrative
Zoology, 5*(3), 215-223.
2. Buckle, A. P. , & Smith, R. H. (Eds.
). (2015). Rodent pests and their control*. CABI.
3. Sari, R. (2020). Pengendalian Hama Tikus
pada Tanaman Jagung. Jurnal Pertanian, 12(2), 123-130.
4. Budi, A. (2021). Mitigasi Kerugian
Produksi Jagung Akibat Serangan Tikus. Jurnal Agronomi, 15(1), 45-52.
5.
Huda,
Y. (2022). Strategi Pengendalian Hama di Pertanian. Penerbit Sains.
Posting Komentar untuk "Ciri Serangan Tikus pada Tanaman Jagung"