Ulat grayak (Spodoptera frugiperda), yang dikenal juga sebagai fall
armyworm, merupakan hama invasif yang telah menyebar di berbagai wilayah
tropis, termasuk Indonesia. Hama ini sangat merugikan karena menyerang bagian
vegetatif dan generatif tanaman, terutama jagung, yang merupakan salah satu
komoditas pangan utama. Deteksi dini terhadap gejala serangan sangat penting
untuk mencegah kerusakan besar dan menekan kerugian ekonomi.
1. Gejala Awal
a. Serangan dimulai dari daun muda bagian
tengah tanaman (titik tumbuh).
b. Terdapat lubang-lubang kecil atau gigitan
tak beraturan pada permukaan daun.
c. Adanya kotoran (frass) berupa butiran
kasar berwarna gelap di sekitar lubang atau titik tumbuh.
2. Kerusakan pada Daun
a. Daun tampak sobek, berlubang besar, atau
rusak parah dengan pola makan tidak beraturan.
b. Daun menggulung atau mengerut karena larva
bersembunyi di dalamnya.
3. Serangan pada Fase Vegetatif
a. Larva menyerang dari dalam titik tumbuh,
menyebabkan pertumbuhan terhambat bahkan kematian pucuk.
b. Tanaman tumbuh kerdil, dengan batang tidak
berkembang sempurna.
4. Serangan pada Fase Generatif
a. Ulat menyerang bunga jantan (malai) dan
tongkol muda.
b. Tongkol rusak, biji tidak berkembang
sempurna atau menjadi busuk.
5. Ciri-ciri Larva
a. Larva berwarna hijau muda hingga cokelat
tua, memiliki garis putih kekuningan di punggung, dan tanda berbentuk
"Y" terbalik di kepala.
b. Ukuran larva dewasa mencapai 3–4 cm.
6. Penyebaran Cepat
a. Hama ini sangat aktif di malam hari
(nokturnal) dan berpindah cepat melalui kemampuan terbang ngengat dewasa.
b. Dapat menyerang tanaman jagung di semua
umur, tetapi paling parah pada umur 2–6 minggu setelah tanam.
Serangan ulat grayak pada jagung ditandai oleh kerusakan daun, pucuk, dan
tongkol dengan gejala khas berupa gigitan tidak teratur dan kotoran larva.
Identifikasi dan pengendalian dini sangat penting agar serangan tidak menyebar
luas dan merusak hasil panen. Pendekatan terpadu (PHT) sangat dianjurkan untuk
keberlanjutan produksi jagung.
Daftar Pustaka
1. Balai Proteksi Tanaman Pangan dan
Hortikultura. (2021). Panduan Pengendalian Ulat Grayak pada Tanaman Jagung.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah.
2. Capinera, J. L. (2017). Fall Armyworm,
Spodoptera frugiperda (J.E. Smith). University of Florida, IFAS Extension.
3. https://edis.ifas.ufl.edu/publication/IN255
4. Herlinda, S., & Suparman, H. (2020).
Potensi agens hayati dalam pengendalian ulat grayak jagung (Spodoptera
frugiperda). Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika, 20(1), 45–53.
https://doi.org/10.23960/j.hptt.12045-53
5. Kementerian Pertanian RI. (2020). Teknik
Budidaya dan Pengendalian Hama Jagung: Fokus pada Spodoptera frugiperda.
Jakarta: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
6.
Suharto,
B., & Wibowo, A. (2022). Serangan ulat grayak pada berbagai varietas jagung
di Sumatera. Agroekoteknologi, 14(2), 101–109.
Posting Komentar untuk "Ciri-ciri Serangan Ulat Grayak (Spodoptera frugiperda) pada Tanaman Jagung"