Padi merupakan komoditas utama dalam ketahanan pangan nasional Indonesia. Sebagai negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia bergantung pada pertanian, khususnya padi. Namun, keterbatasan lahan, perubahan iklim, dan rendahnya efisiensi budidaya menjadi tantangan besar dalam meningkatkan produksi. Untuk menjawab tantangan ini, inovasi dalam teknik budidaya seperti sistem tanam jajar legowo telah dikembangkan dan terbukti memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan metode konvensional.
Apa Itu Sistem Jajar Legowo?
Jajar legowo adalah metode penanaman padi dengan cara membuat jarak tanam tertentu yang memungkinkan tanaman mendapat sinar matahari lebih optimal dan meningkatkan aerasi tanah. Nama “jajar legowo” berasal dari bahasa Jawa, yang berarti memberikan ruang kosong di antara barisan tanaman.
Misalnya, pada pola jajar legowo 2:1, dua baris tanaman ditanam rapat, kemudian diselingi oleh satu baris kosong. Pola lainnya yang sering digunakan adalah 4:1 dan 6:1. Barisan kosong ini tidak benar-benar kosong, tetapi digunakan untuk memudahkan pemeliharaan dan memperluas ruang tumbuh tanaman.
Keunggulan Sistem Jajar Legowo
1. Peningkatan Intensitas Cahaya Matahari
Tanaman yang mendapat cahaya matahari secara merata akan melakukan fotosintesis lebih baik. Hal ini berpengaruh pada pertumbuhan anakan dan pengisian bulir padi.
2. Efisiensi Pemeliharaan
Ruang kosong memungkinkan petani lebih mudah melakukan pemupukan, penyemprotan pestisida, dan penyiangan gulma.
3. Meningkatkan Populasi Tanaman Efektif
Dalam sistem jajar legowo, tanaman di pinggir barisan menghasilkan lebih banyak gabah dibanding tanaman di tengah, karena mendapat ruang dan sinar yang cukup. Sistem ini memperbanyak jumlah "tanaman pinggir".
4. Meningkatkan Hasil Panen
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penerapan jajar legowo dapat meningkatkan hasil panen 15–30% dibandingkan sistem tanam konvensional.
Hasil dan Pengaruh Ekonomi
Sebuah studi oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah menunjukkan bahwa dengan sistem jajar legowo 2:1, petani memperoleh hasil hingga 6,8 ton/ha, dibandingkan sistem konvensional yang hanya menghasilkan 5,2 ton/ha.
Selain itu, efisiensi biaya pemeliharaan meningkat karena penggunaan pestisida dan pupuk menjadi lebih tepat sasaran.
Tantangan dan Solusi
Beberapa petani enggan mengadopsi sistem ini karena menganggapnya rumit atau membutuhkan tenaga kerja lebih banyak. Namun, dengan pelatihan dan pendampingan, sistem ini terbukti tidak hanya mudah diterapkan, tetapi juga lebih menguntungkan.
Pemerintah melalui program Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) diharapkan dapat memberikan edukasi berkelanjutan tentang manfaat dan teknis penerapan jajar legowo.
Sistem tanam jajar legowo adalah solusi praktis dan efisien untuk meningkatkan produktivitas padi di lahan terbatas. Dengan tata letak barisan yang lebih teratur dan sirkulasi udara yang baik, pertumbuhan padi menjadi lebih optimal. Inovasi sederhana ini menjadi langkah strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Daftar Pustaka
Badan Litbang Pertanian. (2017). Panduan Sistem Tanam Jajar Legowo. Jakarta: Kementerian Pertanian.
BPTP Jawa Tengah. (2020). Penerapan Sistem Jajar Legowo untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah. Semarang: BPTP Jateng.
Syam, A. R., & Subagio, H. (2019). "Efektivitas Sistem Jajar Legowo terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.)". Jurnal Agrotek Tropika, 7(2), 155–163.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2021). Teknik Budidaya Padi Sawah Mendukung Swasembada Pangan. Jakarta.
Nugroho, H. A., & Prasetyo, B. (2022). “Adopsi Sistem Jajar Legowo oleh Petani Padi di Kabupaten Sleman”. Jurnal Penyuluhan Pertanian, 18(1), 45–54.
Posting Komentar untuk "Tanam Padi Sistem Jajar Legowo: Solusi Meningkatkan Produksi Padi secara Efisien"