Tikus sawah (Rattus argentiventer) merupakan salah satu hama utama dalam budidaya padi di Indonesia. Hama ini menyerang sepanjang musim tanam, mulai dari fase persemaian hingga panen. Tikus bersifat nokturnal (aktif di malam hari) dan sangat adaptif terhadap perubahan lingkungan, menjadikannya sulit dikendalikan jika populasi sudah meledak. Deteksi dini melalui pengamatan gejala serangan sangat penting dalam pengendalian hama ini.
Gejala
Serangan Tikus Sawah Berdasarkan Fase Pertumbuhan Tanaman
1.
Fase Persemaian
a.
Benih hilang atau rusak akibat dimakan
tikus.
b.
Daun dan batang muda tercabik.
c.
Ditemukan bekas galian atau jalur
lintasan kecil di sekitar persemaian.
2.
Fase Vegetatif (20–40 HST)
a.
Tanaman terpotong di bagian batang bawah
dan tampak roboh.
b.
Kerusakan terjadi secara acak namun
sering membentuk jalur karena tikus membuat lintasan tetap.
c.
Terlihat lubang sarang di pematang atau
tanggul sawah.
3.
Fase Reproduksi dan Pengisian Bulir
a.
Bulir padi termakan sebagian atau
seluruhnya.
b.
Gabah berserakan di sekitar tanaman.
c.
Ranting atau batang bagian atas patah
karena aktivitas panjat tikus.
Tanda-Tanda
Tidak Langsung
1.
Jejak kaki tikus di tanah yang basah.
2.
Kotoran dan urin tikus di sekitar
pematang atau tanaman.
3.
Lintasan licin (runway) terbentuk akibat
sering dilalui.
Kerusakan
dan Dampak Ekonomi
1.
Kerusakan ringan hingga kehilangan hasil
mencapai 20–50%, bahkan >80% pada serangan berat.
2.
Menyebabkan tanaman tidak seragam dalam
pertumbuhan dan hasil panen.
3.
Serangan awal sulit dikenali tanpa
pengamatan rutin.
Pemantauan harian pada persemaian
dan tanaman muda sangat penting untuk mengenali gejala awal. Dengan mengetahui
gejala khas serangan tikus, tindakan pengendalian bisa dilakukan sebelum
populasi berkembang terlalu besar.
Daftar
Pustaka
1.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
(2017). Panduan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Padi. Jakarta:
Kementerian Pertanian RI.
2.
Brown, P.R., Singleton, G.R., &
Sudarmaji. (2003). "Rats in Rice Systems: Ecology and Management."
ACIAR Monograph.
3.
Mulyana, A., & Setiawan, A. (2006).
"Strategi Pengendalian Tikus Sawah." Jurnal Perlindungan Tanaman
Indonesia, 12(1), 15–22.
4.
Rismunandar. (1990). Hama-Hama Tanaman
Pangan. Jakarta: Penebar Swadaya.
5.
Kalshoven, L.G.E. (1981). The Pests of
Crops in Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
6.
Widiarta, I.N. (2015). Hama Tikus:
Strategi Pengamatan dan Pengendalian. Bogor: BBPOPT.
Posting Komentar untuk "Gejala Serangan Tikus Sawah (Rattus argentiventer) pada Tanaman Padi"