Pengendalian hama keong mas perlu dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan untuk menghindari kerugian ekonomi dan kerusakan lingkungan. Berikut beberapa pendekatan pengendalian yang dianjurkan:
Pengendalian Mekanis dan Fisik
Tindakan |
Penjelasan |
Pengumpulan manual |
Mengumpulkan keong dewasa dan telur
keong secara rutin (pagi dan sore), terutama saat air sawah dangkal. |
Penghancuran telur |
Telur berwarna merah muda dikumpulkan
dan dimusnahkan dengan cara dibakar atau direndam air asin |
Pemasangan penghalang air (trap
barrier) |
Pemasangan pagar plastik/kasa setinggi
30–40 cm di sekitar persemaian atau petakan tanam muda untuk mencegah
masuknya keong. |
Pengeringan lahan (drainase) |
Dilakukan sebelum tanam atau di antara
pengairan untuk mengurangi populasi keong. |
Pengendalian Budidaya
Praktik |
Tujuan |
Tanam serempak |
Mencegah penyebaran antar petak sawah. |
Tanam benih yang lebih tua dan lebih
besar (15–21 hari) |
Bibit yang lebih kuat lebih tahan
terhadap serangan keong. |
Pengaturan air |
Sawah dikeringkan saat fase sensitif
serangan (0–14 HST) untuk menghambat gerakan keong. |
Pengendalian Hayati
Agen |
Cara Kerja |
Itik (bebek) |
Memakan keong muda dan telur tanpa
merusak tanaman jika dilepas saat umur padi 30 hari ke atas. |
Ikan pemangsa seperti mujair |
Efektif bila sawah berair terus-menerus. |
Pengendalian Kimia (Insektisida/Moluskisida)
Penggunaan moluskisida dilakukan jika populasi keong sangat tinggi dan
serangan sudah meluas. Beberapa bahan aktif yang digunakan:
Bahan Aktif |
Aplikasi |
Metaldehid 6% G |
Ditebar merata saat air dangkal (<5
cm) |
Ferrous sulfate + saponin |
Bersifat lebih ramah lingkungan |
Ekstrak nabati (daun pepaya, tembakau,
biji jarak) |
Disiram langsung ke petakan sawah |
Penggunaan moluskisida harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak
mencemari air irigasi dan membunuh organisme non-target.
Ambang Kendali dan Monitoring
1. Pengamatan dilakukan sejak 1–2 hari
setelah pindah tanam.
2. Ambang ekonomi: bila ditemukan >1 keong
per meter persegi atau tanaman hilang >5% pada umur <15 HST.
3. Gunakan perangkap umpan berupa daun pisang
atau batang pisang untuk memantau populasi malam hari.
Keong mas merupakan hama penting yang menyerang tanaman padi muda, dengan
gejala khas berupa daun terpotong, tanaman hilang, serta kehadiran telur merah
muda. Strategi pengendalian secara terpadu (PHT) sangat efektif, meliputi
kombinasi pendekatan mekanis, budidaya, hayati, dan kimiawi yang digunakan
secara bijak dan sesuai kondisi lapangan.
Pengamatan rutin dan edukasi petani menjadi kunci penting dalam menekan
populasi keong mas tanpa merusak keseimbangan ekosistem sawah.
Daftar Pustaka
1. Setiawan, A., et al. (2018). Panduan
Pengendalian Hama Keong Mas pada Tanaman Padi. Balai Proteksi Tanaman Pangan
dan Hortikultura.
2. Suparyono & Suprihatno, B. (2005).
Hama dan Penyakit Tanaman Padi. Balai Penelitian Tanaman Padi.
3. IRRI (2020). Rice Knowledge Bank: Golden
Apple Snail. https://www.irri.org
4. Pujiharto, B. (2009). “Pengendalian Keong
Mas dengan Cara Terpadu.” Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 15(1): 27–34.
5. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Pertanian. (2019). PHT Keong Mas Berbasis Hayati dan Nabati.
Posting Komentar untuk "Strategi Pengendalian Keong Mas pada Tanaman Padi"