Hama merupakan salah satu faktor
pembatas dalam peningkatan produksi pertanian. Salah satu jenis hama yang mulai
menjadi perhatian adalah Hama Putih Palsu. Kurangnya informasi yang akurat
menyebabkan petani sering salah kaprah dalam mengidentifikasi dan mengendalikan
hama ini. Akibatnya, penggunaan pestisida yang tidak tepat tidak hanya tidak
efektif tetapi juga dapat memperparah resistensi hama dan mencemari lingkungan.
Salah satu OPT yang sering dijumpai namun kurang mendapat perhatian serius
adalah Hama Putih Palsu (HPP) atau Hama Pelipat Daun, yang secara ilmiah
dikenal sebagai Cnaphalocrocis medinalis.
Hama ini kerap disalahpahami
sebagai wereng atau gejala akibat penyakit daun karena bentuk kerusakannya yang
khas: daun melipat dan berubah warna keputihan. Padahal, larva dari hama ini
memakan jaringan daun dari dalam lipatan, menyebabkan kerusakan serius terutama
pada fase vegetatif tanaman padi.
Taksonomi
dan Identifikasi
Klasifikasi |
Nama |
Kingdom |
: Animalia |
Phylum |
: Arthropoda |
Class |
: Insecta |
Ordo |
: Lepidoptera |
Famili |
: Crambidae |
Genus |
: Cnaphalocrocis |
Spesies |
: Cnaphalocrocis
medinalis |
Identifikasi
Gejala dan Morfologi:
1.
Gejala serangan: daun menggulung atau
melipat membentuk tabung kecil.
2.
Larva: berwarna hijau kekuningan,
panjang 10–12 mm, aktif memakan jaringan daun.
3.
Pupa: berwarna coklat, berada di dalam
lipatan daun.
4.
Imago (ngengat dewasa): sayap depan
coklat muda dengan garis melintang gelap, aktif pada malam hari.
Siklus
Hidup
1.
Siklus hidup Cnaphalocrocis medinalis
berlangsung sekitar 30–40 hari, tergantung suhu dan kelembaban.
2.
Telur: diletakkan di permukaan bawah
daun dalam kelompok kecil.
3.
Larva: berkembang selama 10–15 hari dan
menyebabkan kerusakan dengan melipat daun dan memakan jaringan mesofil.
4.
Pupa: terbentuk di dalam lipatan daun,
berlangsung 6–9 hari.
5.
Dewasa: aktif di malam hari, terbang
berpindah antar tanaman untuk bertelur.
Kerusakan
dan Dampak pada Tanaman Padi
Kerusakan utama terjadi saat fase
larva, yang melipat daun dan memakan jaringan dalam. Akibatnya:
1.
Daun tidak mampu melakukan fotosintesis
optimal.
2.
Tanaman tumbuh kerdil dan pucat.
3.
Jika serangan terjadi pada fase anakan
atau bunting, dapat menurunkan hasil gabah secara signifikan.
4.
Dalam beberapa laporan, serangan berat
Cnaphalocrocis medinalis dapat menyebabkan penurunan hasil hingga 30–40%.
Faktor
yang Mempengaruhi Serangan
1.
Kelembaban tinggi dan curah hujan sedang
sangat disukai larva dan ngengat.
2.
Tanaman padi fase vegetatif menjadi
target utama.
3.
Tanam tidak serempak dan penggunaan
varietas rentan meningkatkan risiko.
4.
Kurangnya predator alami akibat
penggunaan insektisida nons selektif.
Pengendalian Hama Putih Palsu (Cnaphalocrocis
medinalis)
1.
Pengendalian Budidaya
a.
Tanam serempak dalam satu hamparan.
b.
Sanitasi lahan: buang dan bakar lipatan
daun yang terserang berat.
c.
Jarak tanam optimal untuk sirkulasi
udara guna menurunkan kelembaban.
2.
Pengendalian Hayati
Introduksi
parasitoid seperti:
a.
Trichogramma japonicum (parasitoid telur)
b.
Apanteles spp.
(parasitoid larva)
c.
Penggunaan jamur entomopatogen Beauveria
bassiana dan Metarhizium anisopliae.
a.
Gunakan insektisida berbahan aktif:
·
Emamectin benzoate
·
Lufenuron
·
Spinosad
b.
Aplikasi dilakukan saat larva masih
muda, dengan dosis tepat dan rotasi bahan aktif untuk mencegah resistensi.
Monitoring
dan Ambang Ekonomi
Monitoring populasi penting
dilakukan setiap minggu. Ambang kendali umumnya jika terdapat lebih dari 5–6
daun terlipat per meter persegi, pengendalian harus dilakukan segera. Gunakan
lampu perangkap di malam hari untuk menangkap ngengat dewasa.
Cnaphalocrocis
medinalis atau Hama Putih Palsu (HPP) merupakan salah satu
hama penting pada tanaman padi yang sering terabaikan. Serangannya dapat
menurunkan produktivitas melalui penghambatan fotosintesis akibat kerusakan
daun. Pendekatan pengendalian secara terpadu (PHT) yang mencakup sanitasi,
musuh alami, dan monitoring populasi adalah strategi paling efektif untuk
mengelola populasi hama ini.
Daftar
Pustaka
1.
BBPadi. (2020). Panduan Praktis
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman
Padi.
2.
Sastrosiswojo, S., & Kartohardjono,
A. (2019). “Biologi dan Strategi Pengendalian Cnaphalocrocis medinalis pada
Tanaman Padi.” Jurnal Proteksi Tanaman, 15(2), 87–95.
3.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
(2022). Petunjuk Teknis Pengelolaan Hama dan Penyakit Utama Padi. Kementerian
Pertanian RI.
4.
Setiawan, H., & Lestari, D. (2021).
“Efektivitas Agen Hayati dalam Mengendalikan Hama Pelipat Daun Padi.” Jurnal
Agrosains Tropika, 11(1), 22–30.
5.
Heong, K.L., et al. (1995). “Ecology and
Management of Rice Leaf Folder, Cnaphalocrocis medinalis.” IRRI Technical
Bulletin, Philippines.
Posting Komentar untuk "Hama Putih Palsu (Cnaphalocrocis medinalis): Hama Pelipat Daun yang Merusak Produksi Padi"